Sistem Operasi Jaringan Berbasis GUI
Adalah Sistem operasi
yang dalam proses Instalasinya, user tidak perlu menghafal perintah DOS atau
bahasa pemograman yang digunakannya, dengan catatan menggunakan perintah
perintah yang berupa gambar atau simbol .Berikut beberapa contoh Sistem Operasi
jaringan berbasis GUI
READ MORE
2. Sistem Operasi
Jaringan Berbasis Text
Adalah sistem operasi
yang proses instalasinya, user diharapkan untuk menghafal sintax – sintax atau
perintah DOS yang digunakan untuk menjalankan suatu proses instalasi Sistem
Operasi Jaringan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :
10. Mandriva
Why it’s
hot?
Sebelum
Ubuntu menjadi populer, Mandriva adalah jagonya. Distro ini menggabungkan dua
distro, yaitu Mandrake dan Connectiva. Distro ini berasal dari kalangan Linux
di Perancis. Sayangnya, masalah finansial hingga menjurus kebangkrutan
menghambat perkembangannya. Mandriva memiliki sistem konfigurasi bernama
DrakConf yang mudah dipahami pengguna dengan beragam tingkat kemahiran.
Drakconf bisa dianggap pesaing kuat dari YaST yang diusung distro openSUSE.
Selain itu, Mandrake
menggunakan sistem paket manager urpmi yang bisa disejajarkan dengan apt-get
milik Debian. Untuk aspek ini, Mandrake sedikit menyalib Redhat/Fedora pada
sekitar satu dasawarsa lalu. Saat itu, masalah dependency (ketergantungan
antarpaket aplikasi) adalah masalah yang biasanya diselesaikan secara manual.
Namun berkat urpmi, pengguna Mandriva dengan cepat membereskannya. Sebagai
catatan, Mandrake/Mandriva bisa dibilang cukup setia dengan desktop
environment KDE sebagai default.
Penulis
sendiri masih ingat, Mandrake seri 7 adalah yang pertama mengusung KDE 1.1.1,
dimana versi KDE tersebut memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai pihak
atas kualitas dan inovasinya. Secara tidak langsung nama Mandrake/Mandriva jadi
ikut terangkat. Saat ini, ada project distro bernama Mageia yang merupakan
distro “fork” dari Mandriva. Distro “fork” terjadi karena beberapa developer
(sebagian di-PHK dari Mandriva) tidak puas dengan berbagai kebijakan Mandriva
dan akhirnya memutuskan untuk membuat sistem Linux sendiri.
9. Puppy
Why it’s
hot?
Puppy
memberi nyawa kembali pada PC Pentium lama kita. Puppy didesain agar tidak
membutuhkan resource yang banyak, baik dari sisi RAM, prosesor, atau graphics
card. Untuk itu, Puppy membekali diri dengan beragam aplikasi yang tidak rakus
resource. Sebagai contoh, Abiword dan Gnumeric sebagai alternatif paket Open
Office, Midori sebagai web browsernya, dan aplikasi alternatif lainnya.
Puppy
memiliki mode untuk berjalan sepenuhnya di RAM tanpa harus mengakses hard disk.
Nilai plus
lainnya, jika kita ingin sistem Puppy kembali seperti awal, kita cukup
me-reboot-nya. Cara ini efektif untuk sistem yang rentan masalah, misalnya
percobaan aplikasi versi beta. Selain di-burn ke CD, Puppy memiliki file image
yang bisa ditulis ke flash disk. Alternatif ini bisa lebih mempercepat
operasional Puppy. Anda pun memiliki opsi untuk menyimpan perubahan seperti
setting desktop ke disk agar saat Puppy di-restart, seluruh setting dibaca
ulang dan kondisi sistem dikembalikan persis saat Anda terakhir men-shutdown
komputer.
8. CentOS
Why it’s
hot?
Kestabilan
dan performa yang setara RHEL (Redhat Enterprise Linux) merupakan keunggulan
distro ini. Implementasi RHEL yang sudah diakui di lingkungan enterprise
menjadikan CentOS sebagai alternatif “gratisan” RHEL yang sangat menarik. Ini
semua berkat usaha tim CentOS yang meng-compile ulang source dari berbagai
paket program RHEL dan menyingkirkan berbagai copyright content spesifik dari
distro RedHat.
Yang tidak
kalah menarik adalah dukungan update hingga 7 tahun. Ini artinya, Anda bisa
terus menerus memakai sistem yang sama tanpa perlu meng-install ulang. Seabagi
perbandingan, Ubuntu server edisi LTS saja baru mencapai rentang dukungan
kurang lebih 5 tahun. Para administrator sistem tentu akan lebih “lega” karena
bug software akan terus diperbaiki selama masa itu. Kekurangan dari CentOS
adalah update-nya yang lebih lambat dari RHEL. Ini terjadi karena pengembang
CentOS perlu waktu untuk melakukan rekompilasi dari update yang dikeluarkan oleh
RedHat sekaligus mengujinya. Jadi, misalkan Apache server yang dipaketkan oleh
Redhat 5.6 butuh waktu diperbaiki selama 3 hari, boleh jadi CentOS baru dirilis
dua minggu kemudian.
7. PCLinuxOS
Why it’s
hot?
Mantan
jawara DistroWatch ini menerapkan konsep mirip Ubuntu (Mint), yaitu dengan
memoles Debian agar lebih mudah digunakan. Bedanya, PCLinuxOS berbasiskan Mandrake
dan menggunakan KDE, sementara distro lain banyak yang beralih ke GNOME. Namun,
guna memenuhi kebutuhan user, dirilis juga versi lain yaitu berbasis XFCE,
LXDE, dan openBox. Hal unik pada PCLinuxOS adalah penggabungan (kombinasi)
sistem manajemen paket RPM dan apt. Lebih tepatnya, paket aplikasi di PCLinuxOS
menggunakan format RPM, tetapi mekanisme instalasi menggunakan APT.
6. Arch
Why it’s
hot?
Pada distro
ini, rolling release dan sistem instalasi dikendalikan sepenuhnya oleh pengguna
(hanya meng-install sesuai keperluan) sehingga cocok untuk membuat sistem yang
“ramping”. Rolling release memungkinkan Arch selalu ter-update dengan software
terbaru tanpa harus menunggu rilis versi distro berikutnya.
Arch Linux
bisa dikatakan sebagai distro Gentoo generasi baru, namun minus features
compile software. Arch memaketkan aplikasi siap install, sementara Gentoo
memaketkan source dari aplikasi sehingga harus di-compile terlebih dahulu.
Dengan semakin majunya sistem komputer, proses compile software dianggap tidak
lagi memberikan keuntungan signifikan dan di sisi lain dianggap kurang praktis.
Pengembang Arch menyadari hal ini, namun demikian Arch tetap menyediakan opsi
untuk meng-install-nya via source aplikasi. Source aplikasi bisa di-download
dari ABS (Arch Build System) dengan bantuan software, seperti packer. Opsi
instalasi via source tersebut terutama menjadi solusi jika software yang ingin
di-install belum masuk repository resmi dari Arch Linux.
5. openSUSE
Why it’s
hot?
Framework
Mono dan software Yast. Mono adalah penerapan .Net di Linux. Mungkin ini bukan
suatu hal yang luar biasa, tetapi bagi para developer .NET, adanya Mono memungkinkan
berjalannya program berbasis .NET. Dampaknya adalah memudahkan
inter-operatibilitas antara Windows dan Linux serta platform lain yang
mendukung .Net.
YaST adalah
sistem administrasi terpadu yang hanya ada di SuSE dan openSUSE. Hingga saat
ini, bisa dikatakan YaST adalah tool administrasi yang sangat berguna bagi para
administrator. Dengan beberapa klik mouse, tugas yang terbilang rumit, seperti
mempersiapkan virtual machine Xen atau setup cluster fail over berbasis DRDB
bisa dikerjakan dengan mudah! Selain itu, dukungan hardware-nya pun cukup
bagus. Terutama pada masa awal bangkitnya distro-distro Linux, SuSE yang
selangkah didepan mendukung hardware-hardware yang ada di pasaran, sementara
distro lain perlu waktu lebih lama
4. Debian
Why it’s hot?
Stabil,
jumlah paket yang sangat banyak (sekitar 29 ribu), dan dukungan komunitas yang
tinggi adalah ciri kahs distro Debian. Selain itu, distro tersebut kini
memiliki paling banyak turunan. Bahkan pada rangking sepuluh besar banyak
dihuni distro turunannya, seperti Ubuntu, Mint, PCLinuxOS. Distro Puppy untuk
beberapa serinya juga bisa dibilang turunan Debian secara tidak langsung,
misalnya edisi Lucid Puppy. Selain itu, distro Debian sudah teruji dalam hal
kualitas. Distro yang menyainginya mungkin hanyalah Slackware. Perbedaannya,
distro Slackware lebih terkesan “one man show”, sementara Debian lebih
menonjolkan aspek “kebersamaan”.
Debian juga
satu-satunya distro Linux yang terbanyak mendukung beragam arsitektur di luar
prosesor Intel. Tercatat ada ARM, MIPS, PowerPC, s390, HP-PA (Hewlett Packard
Precision Architecture), dan beberapa lainnya. Ini tentunya memudahkan pengguna
Debian untuk memakai satu platform OS yang sama di berbagai lingkungan
hardware. Tidak lupa pula project kfreebsd dimana distro Debian dikombinasikan
dengan kernel FreeBSD. Jadi Anda serasa mendapat dua hal sekaligus, “rasa”
aplikasi Linux namun performa FreeBSD. Sangat menarik bukan?
3. Fedora
Why it’s
hot?
Ingin
mencari teknologi terbaru? Fedora adalah pilihan utama. Menilik sejarah, Fedora
(dulunya adalah Redhat Linux versi desktop) adalah yang pertama menerapkan NPTL
(Native POSIX Threading Library), disusul dengan SELinux (Security Enhanced
Linux). Terdapat juga inovasi lain, seperti Zero Conf, KVM (Kernel Virtual
Machine), dan sistem desktop Blue Curve yang menyatukan GNOME dan KDE dalam
satu tampilan serupa. Fedora adalah wujud kerja sama komunitas open source yang
didukung penuh oleh Redhat. Karena terkait erat dengan Red Hat, cukup masuk
akal jika Fedora paling awal menerima berbagai update teknologinya. Sekitar 30%
sampai 40% developer Linux yang bekerja di suatu perusahaan adalah karyawan
Redhat. Jadi, Fedora bisa diibaratkan sebagi “ruang pajang” dan “ruang testing”
bagi beragam inovasi Redhat.
Mungkin
sedikit yang mengetahui bahwa Fedora adalah basis bagi RHEL. Sebagai contoh,
RHEL versi 6 menggunakan basis Fedora 12. Ini dilakukan sebagai perwujudan
kesinambungan pengembangan Linux. Versi Fedora yang dianggap stabil dan
menerima respon positif kemudian ditetapkan sebagai fondasi, lalu disusul dengan
penyempurnaan di berbagai aspek. Jadi, meskipun RHEL adalah produk komersial,
keberadaannya tidak terlepas dari adanya kontribusi komunitas Fedora.
2. Ubuntu
Why it’s hot?
Distro ini
berhasil menampilkan “image” ramah pengguna dan dukungan utility Synaptic
(Software Center) yang memudahkan proses update. Selain itu, tersedia seri
(Long Term Service) yang menyediakan update hingga 3 tahun. Rata-rata distro
Linux memberikan update sampai dengan satu setengah tahun.
Dengan
dukungan dari perusahaan Canonical Inc. yang didirikan oleh Mark shuttleworth,
Ubuntu tidak hanya mendapat dukungan komunitas tapi juga dukungan finansial
dan developer yang digaji oleh Canonical. Mark bisa disebut sebagai perintis
distro Ubuntu. Ide dasarnya adalah ingin membuat dan mengembangkan sistem
“Linux untuk manusia”. Artinya, suatu sistem Linux yang mudah digunakan oleh
manusia, terlepas dari tingkat kemampuan teknisnya. Ubuntu memiliki banyak
varian, diantaranya Kubuntu (menggunakan KDE), Xubuntu (menggunakan XFCE),
Lubuntu (menggunakan LXDE), dan seterusnya. Ubuntu juga memiliki banyak distro
turunan, di antaranya Zentyal (distro untuk server) dan Backtrack yang dikenal
sebagai distro spesialis dalam bidang hacking security.
1. Mint
Why it’s
hot?
Ini dia
jawara baru kita. Mint berhasil mengungguli Ubuntu yang notabene adalah “orang
tuanya” karena Mint dikembangkan berdasarkan Ubuntu. Mint menyediakan aplikasi
lengkap pada distronya, mulai dari paket office, codec, hingga multimedia player.
Jadi, saat menggunakannya di awal, Anda tidak perlu terhubung ke Internet
karena program yang dibutuhkan sudah termuat di installer.
Mint juga
memperkenalkan konsep Mint Debian Edition. Dalam versi ini, yang dipakai
sebagai basis adalah Debian Testing. Keuntungannya? Update yang lebih cepat
sehingga menyerupai model rolling release. Karena berbasis Debian, Mint Debian
tidak kompatibel dengan repository Ubuntu. Kadang, ini membawa dampak positif
karena banyak yang menilai kualitas software di repository Debian lebih bagus
dari repository Ubuntu. Banyak juga yang menyebutkan bahwa Mint bisa menyalip
Ubuntu karena Mint mempertahankan penggunaan Gnome versi 2. Sebagian user
Ubuntu kurang nyaman dengan interface Unity yang dianggap berubah terlalu
radikal. Ubuntu sendiri memiliki berbagai varian, seperti Kubuntu yang berbasis
KDE, tetapi Mint masih yang terpopuler.
Linux BlankOn (Linux Asli
Indonesia)
Linux BlankOn adalah sistem operasi komputer berbasis Linux yang
dikembangkan oleh tim pengembang Linux BlankOn dalam Yayasan Penggerak
Linux Indonesia (YPLI). Fitur Linux BlankOn saat ini mampu menghadirkan
varian Linux yang sesuai kebutuhan pengguna komputer umumnya di Indonesia,
terutama di dunia pendidikan, perkantoran dan pemerintahan.
Sebagaimana
jamaknya turunan distro Debian berbasis GNOME, Linux BlankOn relatif mudah
digunakan. Selain nilai plusnya yang sampai saat ini masih bebas virus,
pengguna juga bisa tahu dan belajar bahasa kode –secara sederhana melalui
perintah di terminal.
Bagi pemula
di dunia komputer, BlankOn menawarkan tahapan pembelajaran komputasi
dari nol hingga level terampil. Sebagaimana akronim-nya yang terdiri dari dua
kata 'Blank' dan 'On'. 'Blank' yang berarti 'nihil, kosong, nol, awam,
belum paham' dan 'On' yang bermakna 'nyala, aktif, berproses, terampil dan
berkelanjutan'. Jika disatukan dalam BlankOn,
akan lahir filosofi open source yang 'selalu ikhlas terbuka
menerima-memberi pengetahuan antara sesama manusia dan praktik pembelajaran
sepanjang usia kehidupan'.
Tujuan
pengembangan distro Linux BlankOn adalah menghasilkan distro Linux yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna komputer umum di Indonesia, khususnya untuk
dunia pendidikan, perkantoran, dan pemerintahan. BlankOn dikembangkan
dengan dukungan multimedia seperti mp3, vcd, dan dvd. BlankOn didesain
dengan tampilan grafis dan tema yang menampilkan ciri khas Indonesia.
Pengembangan BlankOn akan terus dilakukan secara terbuka kepada publik.
Kegiatan pengembangan ini diharapkan dapat menghasilkan rilis BlankOn satu hingga dua kali dalam
setahun.
SUMBER:
Semoga Bermanfaat Buat Sobat !!!!!!! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar